FAQ

Sekadar Berbagi Pengalaman (1)

Ini sebenarnya salinan dari surat-surat elektronik dan pesan melalui jejaring sosial yang sudah dirapikan. Karena sudah satu atau dua kali aku menjawab pertanyaan dengan menyalin-rekat (cut and paste), sekalian saja aku pasang di sini.

T: Saya usia 41 tahun … ingin berprofesi sebagai penerjemah … apakah mungkin?
J: Bisa.
Silakan baca apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi penerjemah di bawah ini. Tidak ada faktor umur, hanya niat dan upaya Anda untuk memiliki kualitas yang dibutuhkan. Pekerjaan penerjemah itu sebagian besar membaca. Bila tidak bisa meluangkan waktu untuk membaca, akan sulit merintis jalan untuk menjadi penerjemah profesional.

T: Menjadi penerjemah di penerbit buku itu apakah Mbak membuat CV lalu mengirimkannya? atau emang Mbak ditawarkan?
J: Mengirimkan lamaran ke penerbit tidak perlu menunggu lowongan. Untuk cara melamar ke penerbit, silakan baca di bawah ini:

T: Bagaimana cara untuk jadi penerjemah?
J: (1) Gemar membaca. (2) Menguasai bahasa asing dengan baik. (3) Menguasai bahasa Indonesia dengan baik. (4) Bisa menulis dengan baik (5) Membangun jaringan dengan santun.

Sebelum jadi penerjemah lepas, aku bekerja di sebuah organisasi asing. Setelah pensiun dini, barulah aku memutuskan untuk menekuni pekerjaan menerjemahkan yang sudah kumulai sejak kuliah. Waktu jadi mahasiswa aku sudah mulai menerjemahkan bahan-bahan untuk tugas kuliah, baik untuk sendiri maupun untuk teman-teman.

T: Enak banget sih lo, kerja suka-suka, duit dateng sendiri. Gimana sih cara jadi penerjemah kayak elo?
J: Eeey? Jangan suka begitu ah, semua itu berkat kerja keras. Silakan baca ini.
Do not compare your start with someone’s middle.

T: Bagaimana sy harus memulai mjd seorang penerjemah? sementara sy tdk punya dasar apa2.
J:
Pertama, biasakan dulu menulis dengan baik. Simak selengkapnya.

T: Bagaimana cara untuk mendapatkan order penerjemahan?
J: Simak Order Terjemahan.

T: Apa syarat untuk menjadi penerjemah novel?
J: (1) Memahami isi naskah sumber. (2) Bisa menulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan sesuai konteks. (3) Sanggup memenuhi tenggat yang diberikan. Simak: Cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (buku).

T: Bagaimana cara melamar ke penerbit, apa butuh sertifikat-sertifikat kursus, atau yg lainnya dalam berkas lamaran?
J
: Kirim lamaran dengan melampirkan contoh terjemahan. Yang biasanya perlu dilampirkan saat melamar adalah resume atau CV dan contoh terjemahan. Contoh terjemahan kuambil dari 1 bab novel kesukaan, sebaiknya yang belum pernah diterjemahkan. Simak: Surat Lamaran Penerjemah… Sekadar Berbagi Pengalaman.

T: Untuk contoh terjemahan, apakah harus novel yang belum pernah diterjemahkan, atau asal novel saja dan bab pertama saja?
J: Dokumen yang dilampirkan bersama surat lamaran sebaiknya disesuaikan dengan posisi yang dilamar. Kalau melamar untuk jadi penerjemah novel, buatlah contoh terjemahan novel. Begitu juga dengan buku nonfiksi dan melamar untuk menjadi penerjemah nonbuku. Dulu, aku menerjemahkan beberapa halaman dari novel kesukaan yang belum diterjemahkan, kupilih bagian yang kira-kira memperlihatkan kebolehanku menerjemahkan.

T: Di mana mendapatkan buku asingnya?
J: Bisa diambil dari internet, bisa beli, bisa pinjam teman. Aku sih mengoleksi buku, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, jadi tinggal comot salah satu saja.

T: Saya ingin jadi penerjemah tapi tidak punya latar belakang pendidikan penerjemahan atau sastra.
J: Bukan masalah. Aku lulusan Jurusan Perpustakaan dan Informatika Pertanian, IPB.

close-up-angry-hulk-150T: Berapa minimal TOEFL yg “disukai” penerbit?
J: Biasanya penerbit meminta contoh terjemahan untuk mengetahui kualitas seorang penerjemah, bukan skor TOEFL.

T: Sebelum melamar, apakah mesti jadi anggota milis Bahtera dulu atau grup-grup penerjemah?
J: Tidak. Tapi demi kebaikan sendiri, jika serius ingin menjadi penerjemah, bergabunglah. Sempatkan juga datang ke pertemuan penerjemah. Membangun jaringan sangat penting untuk penerjemah lepas.

T: Bisa kirim email penerbit-penerbit yang kira-kira butuh translator lepas nggak mbak?
J: Menurut penuturan pihak penerbit di acara-acara gelar wicara yang diadakan HPI, mereka selalu butuh penerjemah lepas. Sebagai penerjemah lepas seyogianya kita harus proaktif dan kreatif dalam mencari klien. Aku memakai cara sederhana. Di Facebook atau Twitter kan banyak akun penerbit, baik fan page maupun grup. Sebagai penggemar buku, dengan sendirinya aku bergabung dengan grup/akun itu. Kutanyakan kepada adminnya kalau mau mengajukan lamaran sebagai penerjemah lepas sebaiknya menghubungi siapa. Setelah itu barulah kuajukan lamaran. Silakan gunakan fungsi pencarian untuk menemukan akun/grup penerbit di media sosial.

T: Kalau dapat order buku, apakah waktu pengerjaannya bisa ditawar?
J: Kadang bisa, kadang tidak. Setiap penerbit punya jadwal terbit sendiri-sendiri. Kalau tidak sanggup memenuhi tenggat, sebaiknya jangan dipaksakan menerima daripada hasilnya kurang maksimal.

T: Kalau ternyata tidak bisa memenuhi tenggat penerjemahan buku dan tidak dikasi waktu tambahan, apa ada sanksinya?
J: Tergantung kesepakatan awal, biasanya dicantumkan di dalam Surat Perintah Kerja (SPK). Paling apes tidak dipakai lagi oleh penerbit.

T: Bagaimanakah pengaruh kecepatan menerjemahkan terhadap hasil terjemahan, apakah tekanan tenggat sangat berpengaruh?
J: Silakan baca tulisan ini.

T: Bagaimana cara menerjemahkan komik?
J: Silakan baca tulisan ini.

T: Rekomendasiin aku dong ke penerbit…
J: Penerjemah dan editor itu cocok-cocokan. Aku pernah direkomendasikan oleh seseorang tapi enggak nyangkut. Enggak cocok. Jadi, kalau aku merekomendasikan seseorang tapi ternyata tidak cocok juga percuma, kan? Emang kedengarannya enggak asik tapi aku selalu percaya kalau aku ditolak di mana-mana, itu bukan karena aku kurang oke melainkan sedang dibimbing untuk berjalan menuju pekerjaan yang benar-benar milikku (sambil introspeksi tentunya). Simak juga Memperoleh Job Terjemahan Tanpa Melamar

T: Kalau mau mengajukan novel yang mau diterjemahkan ke penerbit, gimana caranya?
J: Selama ini sih yang berinisiatif menerjemahkan novel adalah penerbitnya, bukan aku. Tapi enggak tertutup kemungkinan sebaliknya. Mungkin bisa dilakukan dengan menghubungi penerbit yang kira-kira cocok dengan genre bukunya. Simak juga tulisan Mas Benny Rhamdani tentang serunya berburu lisensi buku asing untuk mengetahui bagaimana proses mendapatkan izin untuk menerbitkan buku asing di Indonesia. Saranku, cobalah mendapatkan order untuk menerjemahkan buku dahulu sebelum mengusulkan buku untuk diterjemahkan.

[credit]
T: Kalau penerjemah freelance, apakah harus sering ke kantor penerbitnya? atau bisa dikerjakan di luar kota?
J: Enggak. Selama ini aku menerjemahkan di rumah, atau di mana saja asal ada listrik dan internet.

T: Kalau kita menerjemahkan satu pocketbook yang standar halamannya, berapa dapatnya?
J: Pertama kali mendapat tawaran menerjemahkan novel, aku dapat honor Rp8 per karakter tanpa spasi yang dihitung dari hasil terjemahan. Sebagai gambaran, novel setebal 285 halaman terdiri dari sekitar 430ribu-an karakter tanpa spasi (silakan berhitung). Silakan baca juga tulisan ini. Simak juga: Berapakah Honor Penerjemah Buku?

T: Sebulan dapat berapa buku ?
J: Tidak tentu. Kadang ada, kadang ga ada, namanya juga penerjemah lepas. Rata-rata penerbit memberikan waktu delapan minggu untuk menerjemahkan buku setebal sekitar 300-an halaman.

T: Butuh berapa lama untuk nerjemahin novel?
J: Tergantung tebal dan genre novelnya. Paling cepat yang pernah kulakoni adalah 10 hari dan paling lama 2 bulan.

T: Kalau mengirimkan hasil terjemahan buku enaknya gimana, ya? Per bab atau dijadikan satu file?
J: Silakan baca tulisan ini.

T: Biasanya kalau menerjemahkan termasuk menyunting nggak? Atau penyunting itu beda lagi?
J: Sebelum hasil terjemahan dikirim ke penerbit, wajib swasunting atau menyunting sendiri, diperiksa ulang untuk membetulkan kalau ada kesalahan tik, makna yang kurang pas atau ada padanan yang lebih tepat untuk suatu istilah. Kalau penyunting atau editor di penerbit, lain lagi tugasnya. Silakan baca tulisan ini.

T: Mampu enggak ya, ngongkosin hidup dengan terjemahin buku?
J: Ini dia pertanyaan bernilai sejuta dolarnya. Jawabannya tentu saja relatif, tergantung gaya hidup seperti apa yang harus diongkosi. Kalau aku sih alhamdulillah mencukupi, kalau lagi dapat order. Memang dibandingkan honor menerjemahkan nonbuku, penghasilan dari menerjemahkan buku boleh dibilang kecil. Perbandingannya 1:5 bahkan bisa lebih. Jadi, selain menerjemahkan buku, aku juga menerjemahkan dokumen. Silakan baca tulisan Penerjemah Buku, Apakah Karier yang Menjanjikan? ini untuk menambah wawasan. Baca juga buku kumpulan kisah nyata tentang pengalaman menerjemahkan dan menjadi juru bahasa,  Tersesat Membawa NikmatMenatah Makna dan Pesona Penyingkap Makna terbitan Bahtera.

T: Apa ada kursus khusus untuk menjadi penerjermah?
J: Aku pernah ambil kursus penerjemahan umum 50 jam di  LBI UI Salemba. Tapi banyak teman-teman penerjemah yang tanpa kursus pun bisa menjadi penerjemah andal. Kursus yang kuikuti pada dasarnya secara sekilas memberikan pengantar untuk ilmu penerjemahan dan lebih banyak memberikan praktik menerjemahkan berbagai materi penerjemahan, lengkap dengan diskusi tentang bagaimanakah terjemahan yang baik maupun terjemahan yang bisa diperbaiki itu.

Sekadar Berbagi Pengalaman (Penerjemahan nonbuku)

***

Selain menerjemahkan buku, aku juga menerjemahkan dokumen non-buku, situs web dan pernah menerjemahkan film. Tidak melulu pengalaman manis yang kutemui, pengalaman pahit juga mengiringi langkahku.

Terima kasih buat Femmy, Rini dan Lulu yang tulisannya kutautkan tanpa izin.

86 tanggapan untuk “Sekadar Berbagi Pengalaman (1)”

  1. Aku yang makasih, mba, tulisanku ditautkan di sini :). Tentang bisa nggak hidup dari terjemahan aja, aku sependapat sama mba dina, tergantung gaya hidup banget. soalnya aku sendiri pernah ngalami 4 tahun murni menjadi freelance translator sebelum ngantor seperti sekarang. Dan alhamdulillah cukup banget kok, tapi ya belum bisa nyicil macem2… hehe

    1. Sil, itu kan pertanyaankuuu… Kapan nih kita nama kita bisa bersanding dalam 1 buku (kayak undangan aja). Kau tinggal berikan bukunya padaku, entar kuterjemahin 😀

  2. apakah dalam usia 41 bisa belajar menjadi penterjemah, saya sudah membeli regristasi kuliah UT dan bayar uang kuliah untuk semester I 2012 pada Desember 2011.

    Saya mengambil jurusan penterjemah S1 di Univ Terbuka

    Pertanyaannya……sebelum kuliah buku apa saja yang mesti dibaca? meski saya sudah tau ada buku referensi di UT

    1. Kita sebaya dong! *toss*
      Yang membuatku tertarik pada profesi ini, selain bisa dikerjakan di rumah, yaitu tidak pandang usia.
      Aku engga punya daftar bacaan khusus untuk mendalami ilmu penerjemahan karena pada dasarnya aku penerjemah jadi-jadian. Langsung terjun sambil belajar, hanya bermodalkan hobi baca novel dan keinginan saja. Tapi, ada dua buku yang menjadi sumber inspirasiku, yaitu “Tersesat Membawa Nikmat” dan “Menatah Makna”. Semoga berguna.
      Yang benar adalah ‘penerjemah’, bukan ‘penterjemah’.

  3. Salam kenal mbak Dina, saya tertarik untuk menjadi penerjemah lepas. Pengalaman saya menerjemahkan hanya pada proyek pelokalan aplikasi komputer.
    Apakah penerjemah buku-buku yang berbau komputer juga masih dibutuhkan? atau hanya penerjemah novel saja?

    1. Hai Salam kenal juga Mas Arief.
      Kalau buku-buku yang berbau komputer masih dibutuhkan atau engga aku engga begitu paham. Mungkin kalau nanyanya ke penerbit bisa dapat jawaban yang lebih memuaskan.
      Aku kebanyakan garap novel karena lebih suka baca novel daripada non-fiksi (non-fiksi ga ada jagoannya! 🙂 ) Tapi, teman-teman penerjemah banyak yang menggarap pelokalan konten web, produk, games, aplikasi komputer… Aku belum berkecimpung di situ. Bukan apa-apa, belum laku ;p

  4. wow, rasanya baru kemarin saya melihat blog ini masih berisi “sekadar” keterangan tentang siapa mbak Dina, ikut organisasi apa, dan apa arti terjemahan baginya. Dan kini, bahkan blog saya jauh tertinggal di belakang. salut, mbak. 😀

  5. haloooo mba, salam kenal. pertama aku tau blognya mba dari emak2blogger. eh ternyata kita punya profesi sama sebagai penerjemah.
    aku sudah 2.5 tahun ini kerja sbg penerjemah dokumen di sebuah institut lingkungan di indonesia. menyenangkan sekali bekerja sbg penerjemah. krn aku ibu rumah tangga jadi kerjaan bisa disambi dari rumah ^^

    1. Haiii… oalah, kalau enggak gini kita enggak ketemuan ya? Bener banget, kerja di rumah itu menyenangkan. Aku sampe pernah menolak tawaran kerja di sebuah kantor karena sudah keasyikan kerja di rumah 😀

      1. hahaaa iyaaa… fun! bisa sambil ngurus suami.. suami aku juga lebih seneng aku kerja jadi penerjemah saja di rumah. tapi klien aku baru dari 1 company mba, blm sampai ke penerbit. aku baru aktif ngeblog sekitar May 2011 menjelang pernikahanku 🙂

  6. wah salut mbak Dina.. hasil terjemahan ternyata bisa sampe buat nguliahin.
    kalau aku setaun juga belum tentu dapat satu buku, jadi ya ga bisa dipake hidup :d

  7. Wah, tema blognya sama hehe…
    Salam kenal mbak. Blognya saya tau dari KEB yang istri saya juga jadi anggotanya 😀
    Mau nanya boleh kan mbak? Kalau menerjemahkan buku atau artikel teknik itu tipsnya gimana ya mbak? Soalnya sudah paham maksudnya, hanya saja susah mencari kalimat yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Kuatirnya malah yang baca jadi salah paham. Kemudian, untuk tools pembantu penerjemahan (CAT) yang free tapi lumayan bagus apa yah mbak?

    Terimakasih banyak mbak 🙂

    1. Eh iya, sama templatnya. *tos*
      Mungkin Mas Ilham perlu banyak membaca artikel/buku tentang subyek yang sama dalam bahasa Indonesia? Biasanya aku melakukan itu agar tahu istilah-istilah apa yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia.
      Apa Mas Ilham sudah bergabung dengan milis penerjemah? Kan bisa berdiskusi dengan rekan penerjemah yang ahli di bidang yang sedang digarap.
      Setahuku, CAT Tool yang gratis 100% OmegaT.

      1. Iya, saya juga kaget, koq ya sama. Karena templatnya memang bagus dan cocok 😀

        Subyek yang saya coba alihbahasakan kebetulan cukup jarang yang ada dalam berbahasa Indonesia, kalaupun ada beberapa, itupun biasanya istilah asing tetap dipertahankan agar pembaca yang biasa menggunakan istilah aslinya tidak bingung.
        Masalahnya memang pada bagian merangkai kalimat agar rasa dan pemahamannya bisa sama dengan jika membaca bahasa aslinya.
        Nanti saya coba ikut milis penerjemah seperti saran Mbak.
        OmegaT sudah saya unduh, sedang dicoba-coba juga 🙂

  8. Mbak dina, salam kenal…

    Untuk menjadi penerjemah, apakah harus ada background pernah pergi ke luar negeri atau lulusan sastra inggris/indonesia?

    Thanks ya mbak dina, blognya sangat inspiratif sekali. Saya ingin sekali menjadi penerjemah. Dari dulu saya sering diminta menerjemahkan lagu-lagu barat sama teman2, waktu kuliah sering ditugaskan terjemahin jurnal internasional juga. Tertarik jadi penerjemah novel seperti mbak dina.

    Pengen belajar banyak dari mbak….

    1. Salam kenal, makasih udah mampir ke sini.

      T: Saya ingin jadi penerjemah tapi tidak punya latar belakang pendidikan penerjemahan atau sastra.
      J: Aku lulusan Jurusan Perpustakaan dan Informatika Pertanian, IPB.

      Udah terjawab kan? Tidak perlu punya gelar HBA (Has Been Abroad) untuk jadi penerjemah. 😉

  9. salam kenal mbak dina 🙂
    saya kelas 3 sma dan tahun ini inshaallah akan melanjutkan kuliah di jurusan sastra perancis, saya berencana akan kuliah sambil bekerja untuk meringankan beban orang tua. saya suka sekali membaca dan saya rasa kemampuan bahasa inggris saya lumayan untuk bisa menerjemahkan buku2 (asal jangan buku ilmiah :D). yang mau saya tanyakan, apakah menjadi penerjemah freelance akan menyita banyak waktu seorang mahasiswi?
    Dan apakah kita bisa memilih buku apa yg akan kita terjemahkan, atau penerbit yang memutuskan?

    1. Salam kenal juga, Ria.
      Sebaiknya kamu tanya sama Melody Violine yang juga menerjemahkan sambil kuliah. Blognya: http://terjemahanmelody.wordpress.com/
      Untuk pertanyaan kedua, silakan simak lagi halaman ini, jawabannya ada di atas 😉
      Semoga sukses jadi penerjemah. Jangan lupa, bagi penerjemah mengasah kemampuan bahasa Indonesia sama pentingnya (bahkan mungkin lebih penting) dengan mengasah kemampuan bahasa asing.

  10. Very inspiring mbak dina…salam kenal ya mbak dina..saya adalah pemula dlm hal penerjemahan..saya sering baca tulisan2 mbak dina,dan jadi tambah bersemangat untuk jadi penerjemah profesional..apakah saya boleh belajar sama mbak dina?hehe..terima kasih

  11. selama ini suka penasaran sama profesi ini , kayaknya asik buat ibu yang pengen kerja dengan waktu dan tempat yang fleksibel.

    Terimakasiiih ilmunya ya mbaaaak … semua link nya saya baca satu satuuu …

  12. salam kenal mba dina
    saya lulusan sastra Arab Unpad. saya ingin sekali menjadi penerjemah bahasa Arab. tapi sepertinya di Indonesia jarang dibutuhkan ya?! karena saya coba searching juga jarang menemukan. sekalinya ketemu syaratnya harus berpengalaman min 1 thn. kalau begitu bagaimana saya bisa memulai untuk jadi penerjemah ya?

  13. salam kenal mba dina,, mo tanya nih, biasanya klo kita sdh ajukan form pendaftaran sbg anggota HPI itu responnya berapa hari ya mba? karena aq masukkan form dari tgl. 22 des 2014 lalu sampe skrg belum ada tanggapan dari HPI keterima jd anggota apa tidak. trus 1 lagi mba, apakah biasanya yg daftar itu bisa ditolak apa smua pasti keterima mba? sekian dan terima kasih sebelumnya mba.

  14. Salam kenal mba dina… Jd semangat baca tulisan2x mba dina.. Aq tinggalx di papua mba… Pingin jd penerjemah profesional.. Terutama bidang kelautan dan perikanan… Mohon petunjukx mba… “Salam udin papua.”

  15. Salam kenal mbak Dina,

    Saya ibu ibu umur 47thn yang puluhan tahun sibuk jadi HRD di kantor dan 1.5 tahun lalu tiba-tiba dapat kesempatan untuk jadi socmed & UGC moderator untuk perusahaan di Inggris. Sebagai language specialist, dari sinilah awalnya saya dapat “orderan” terjemahan (walaupun sejak jaman kuliah juga sudah sering terima orderan terjemahan dari teman2). Di perusahaan ini, mereka punya UI khusus yang sangat mudah digunakan untuk operasional pekerjaan kita, baik sbg moderator maupun language specialist.
    Skrg ini saya dapat kesempatan lagi dari kolega2 saya disitu untuk menterjemahkan dokumen, transkrip sampai proofreading. Tidak masalah buat saya, yang jadi masalah mereka meminta saya untuk menggunakan Wordfast dan Trados dan mengirimkan TM-nya dalam file-file tertentu, sementara saya nggak pernah tau sama sekali soal aplikasi ini…

    Hasil browsing saya, saya ketemu bu Lanny Utoyo, lalu saya disarankan masuk ke komunitas SDL Trados-nya pak Hikmat, dari sini saya dapat info tentang HPI. Saya berminat masuk menjadi anggota HPI, saat ini saya sudah download form-nya dan akan saya lengkapi segera.

    Tetapi untuk memenuhi permintaan klien saya, otomatis saya harus segera belajar menggunakan CAT Tools baik itu Trados, Wordfast dan mungkin yang lainnya. Apa mbak Dina tau tempat pelatihan CAT Tools tsb mbak? Karena kalau dari pak Hikmat sepertinya hanya forum diskusi, sementara saya agak gaptek juga sepertinya harus belajar dgn cara tatap muka. Maklum sudah tua, hehehe…

    Makasih banyak atas bantuannya ya mbak Dina 🙂

  16. akhirnya setelah nyari” tentang freelance translator..nemu tulisan mbak dina….
    saya tertarik jadi penerjemah lepas eng-ind dan saya bingung karena sy masih pemula,bingung harus mulai dari mana >__<

  17. Terima kasih banyak atas saran-saran yang dimuat dalam tulisan ini.
    Sungguh bermanfaat ! 🙂

    Saya sekarang sedang berencana untuk menjadi penerjemah lepas.. Doakan supaya saya ikutan sukses juga ya Mbak.

  18. Waah, jadi terinspirasi buat kerja freelance proofreader nih mbak ^^ tulisannya sangat bermanfaat sekali 🙂 ooh ya mbak, mau tanya nih, kalau untuk CV disertakan apa saja? apa perlu menyertakan pengalaman dalam kepenulisan atau daftar buku yang terakhir dibaca? terima kasih sebelumnya mbak 😀

  19. Salam Kenal Mbak Dina

    Salam kenal saya Ria, mahasiswi jurusan yang gak sejalur, jadi kadang sering galau (semoga tidak menjadi hobi, hehe) , baru baru ini mendapat tawaran teman untuk menterjemah, meski pernah diminta untuk terjemah tapi untuk yang ini, spertinya saya menemukan apa yang ingin saya lakukan, untuk menjadi passion.

    Terima kasih mbak Dina, . .sangat bermanfaat sekali.

    saat menjadi penerjemah kira kira apa yang bisa memupuk rasa suka, dan ingin belajar terjemah?

    1. Salam kenal, Ria.
      Semoga sukses ya menjadi penerjemah andal.
      Mengenai cara memupuk rasa suka, aku enggak tahu. Aku memang sudah menyukai pekerjaan ini jadi tidak merasa perlu ada upaya ekstra untuk mempertahankan rasa suka itu.

  20. Terimakasih ya Mbak! Tulisannya sangat membantu. Saya lagi kuliah di Ekonomi, tapi ada minat jadi penerjemah juga, jadi rencananya mau ambil kuliah lagi di Sastra Inggris setahun atau dua tahun ke depan._. Emang sih, di postingan di atas sudah disebutin Mbaknya bukan lulusan sastra, tapi rasanya pengen mempelajari lebih dalam. Suka dua-duanya sih haha.

    Sekali lagi terimakasih ya, dan salam kenal!

    Semoga sukses selalu.

  21. Salam mbak. Aku penasaran nihh… Aku cari kursus 50 jam yang mbak Dina ambil di UI itu tapi sudah tidak ada. Malah terbagi2 menjadi beberapa course durasi 40jam. Kalau aku masih pemula, dan ingin jadi penerjemah non-buku, course apa ya mbak yg harus aku ambil? Trims.

  22. Hallo mba Dina, saya Henny salam kenal. . .
    setelah browsing2, karena bertekad mencoba penerjemah lepas, sampailah saya pada halaman ini, inspiratif dan informatif sekali, saluut mba!
    Jadi bertekad bulat mau terjun di dunia penerjemahan
    kalo boleh nanya, kalo belum ada pengalaman sama sekali, bisa kah jadi asisten penerjemah utama, atau bantu2 penerjemahan artikel atau proposal? baiknya mencoba melamar k agency atau langsung k penerbit yaa mba? mohon pencerahannya, Terimakasih

    1. Salam kenal, Mbak Henny.
      Bisa. Mbak bisa menjadi asisten penerjemah atau membantu-bantu penerjemahan artikel atau proposal, mencoba melamar ke agensi atau ke penerbit,

  23. salam kenal mba,
    sy dl parttime subtitling translator wkt kuliah. skrg sy mw coba lg, krn skrg dirumah dan butuh pendapatan tambahan 🙂 boleh tolong bantu sy bs melamar kemana? krn sy terbentur umur jg sebenarnya..
    Terima kasih..

Tinggalkan Balasan ke dwihastutiarief Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.