Di balik layar, Terjemahan

Si Katul dalam penerjemahan novel

Di acara HPI Komp@k (pertemuan Himpunan Penerjemah Indonesia) kemarin, aku mendengar seorang kawan penerjemah yang menceritakan pengalaman uniknya saat menerjemahkan novel terkenal (salah satu cerita favoritku). Katanya catatannya sampai satu buku tulis penuh.

“Catatan apa?” tanyaku.

“Itu… istilah-istilahnya kan banyak banget…” jawabnya.

Kalau tidak ingat bahwa aku sudah menata rambutku sedemikian rupa sehingga kalau digaruk jadi ga cihuy lagi, aku pasti udah garuk-garuk kepala. Itu buku kan tebel! Kalau digarap secara konvensional seperti itu kan ribet banget. Hormat!

Ada yang mengatakan bahwa manfaat penggunaan CAT Tool – Computer Aided Translation Tools (si Katul) dalam menggarap novel itu tidak terlalu banyak tapi menurutku itu engga sepenuhnya benar. Setidaknya untuk menerjemahkan novel yang tidak melibatkan banyak istilah khusus atau aneh sih memang tidak terlalu ngefek. Lain halnya dengan menerjemahkan novel fantasi atau fiksi sains yang di dalamnya bertaburan istilah-istilah khusus, atau aneh, atau nama-nama tokoh yang terkadang lebih banyak huruf konsonannya daripada huruf vokalnya. Apalagi novel berseri yang membutuhkan konsistensi, pasti banyak kalimat yang mirip :).

Aku hampir selalu memakai WordFast Pro untuk menerjemahkan, kecuali untuk menerjemahkan bahan yang tidak menggunakan istilah-istilah khusus atau bahan sumbernya buku tercetak. Dengan memanfaatkan fitur glosarium, aku bisa menyimpan terjemahan nama-nama tokoh, seperti Shadowspawn = Benih Bayangan, Tree Singer = Pendendang Pohon, Sunken Palace = Istana Amblas, Mountain Alchemist = Begawan Alkimia, dll, yang banyak dipakai di dalam novel tersebut. Manakala kata-kata itu muncul, WordFast akan memberitahukan kepada kita bahwa kata atau frasa tersebut ada dalam glosarium dengan warna teks yang berbeda. Kita tinggal menekan tombol Ctrl+Alt+8 atau Ctrl+Alt+9 untuk memilih kata/frasa tersebut (jika dalam satu kalimat ada lebih dari satu) lalu menekan tombol Ctrl+Alt+0 untuk memasukkannya ke dalam kalimat. Tidak usah mengetik lagi, tidak ada risiko tidak konsisten.

Di samping untuk menggunakan istilah yang seragam untuk nama-nama, aku juga memanfaatkan glosarium untuk menghindari typo akibat jari ‘terpeleset’ saat mengetik nama yang sulit. Coba deh ketik ‘Nynaeve’ beberapa kali, atau ‘Myrddraal’, atau ‘Tel’aran’rhiod’ tanpa salah ketik… bisa? Hebat! Aku sih kepeleset-peleset. Lagi-lagi, dengan memanfaatkan Glosarium, Ctrl+Alt+8 dan Ctrl+Alt+0 hidupku terasa lebih ringan.

Satu lagi. Biasanya, aku menggarap penerjemahan novel per bab. Selain agar file tidak teralu besar juga agar hati lebih ringan setiap menyelesaikan satu bab karena rasanya ada pekerjaan yang selesai. Nah bila sedang berada di bab tengah atau bahkan akhir aku bertemu dengan istilah yang muncul di bab sebelumnya, dan istilah itu harus konsisten, tapi lupa di bab mana, terpaksa aku membuka bab-bab sebelumnya satu per satu. Berulang kali Ctrl + F ditekan. Lebih repot lagi kalau aku hanya ingat istilah bahasa asingnya. Mustahil mencari dengan cara seperti ini. Karena si Katul menyimpan hasil terjemahan di dalam satu Translation Memory, aku tidak perlu melakukan itu. Tinggal memanfaatkan fitur pencarian program dan ketemu deh istilahnya, baik mencari bahasa asing maupun terjemahannya.

Memang pada awal aku memakai si Katul untuk menerjemahkan novel aku mendapat masukan terjemahanku kelewat konsisten karena kurang kontekstual. Namun, dari situ aku belajar memperbaiki keterampilan. Jadi, karena terbiasa, menerjemahkan fiksi memakai CAT Tools asik-asik aja. Menerjemahkan dengan bantuan CAT Tools hanya bisa dilakukan jika sumbernya file elektronik yang bisa diedit. Bila tidak, kan ada pemindai dan OCR. 😉

Awalnya aku memakai WordFast Classic yang bisa diunduh secara gratis dari www.wordfast.net. Karena sudah merasakan manfaatnya, saat mendapatkan sebuah proyek (bukan buku) yang jumlah katanya di atas 10 ribu kata *kedip* dan banyak pengulangannya *kedip sambil nyengir lebar*, aku nekat membeli lisensi WordFast Pro. Yang gratis hanya bisa dipakai untuk 500 segmen/kalimat saja sementara yang berlisensi bisa dipakai untuk sebanyak segmen yang diperlukan. Walhasil pekerjaan jadi 30% – 40% lebih cepat selesai dan siap menerima pekerjaan baru. Aku makin sayang sama si Katul ini. Hasilnya? Lihat sendiri di sini.

19 tanggapan untuk “Si Katul dalam penerjemahan novel”

  1. Halo Mbak Dina … akhirnya WP-nya terisi, dengan artikel yang ciamik tenan! 😀 Akan kupraktikkan, makasih Mbak 🙂 Oya, gimana caranya ya Mbak supaya About Author itu bisa muncul di akhir artikel? Makasih sekali lagi …

  2. Eh? Ga tau, muncul dengan sendirinya tuh…. mungkin karena aku mencentang ‘Author’. Di Dashboard, terus Posts ada ‘Show on screen’ di bagian atas halaman. Di sana ada pilihan yang kucentang semua:
    ‘Author’ ‘Categories’ ‘Tags’ ‘Stats’ ‘Comments’ ‘Likes’ ‘Date’.
    😀

    1. Makanya aku lebih suka kalau menerima bahan yang bukan barang cetakan/fotokopian. Kalau Pdf bisa diekstrak, asal sumbernya bukan hasil scan gambar. Pernah juga satu buku di-scan terus dijadikan teks pake software sebangsa OCR O_o

  3. Mba Dina, tanya dong 😀

    Ceritanya aku lagi coba memulai pake Wordfast gratisan, tapi yg Classic, soalnya bingung make yg Pro kayak mba itu :p. Dari yang kubaca TM-nya terbatas 500 TU, jadi paling hanya cukup untuk sekitar 1-2 bab (CMIIW).

    Pertanyaanku, klo untuk mengerjakan satu buku novel seperti ini, dengan WF Classic gratisan, lebih baik file-nya dipecah per bab, atau satu file utuh? Karena kelihatannya dengan TM terbatas, mau ga mau aku harus bikin TM baru untuk setiap bab ya kan? Atau yg aku tangkap keliru… hehe… maklum newbie banget. Makasih sebelumnya ya, mba 😀

    1. Iya, benar, untuk garap 1 novel dengan Wf gratis ngakalinnya file-nya dibagi menjadi beberapa bagian, misalnya jadi 10 bagian. Tapiiii… artinya kita akan punya 10 TM yang terpisah. Seingatku dulu TM-nya enggak bisa digabung. Jadi kalau di bagian ke-8 ada segmen/kalimat yang sama persis dengan yang di bagian 1, misalnya, Wf tidak akan memunculkan segmen tersebut karena berada di TM yang berbeda. Kalau mengharapkan konsistensi, cara ini kurang menguntungkan. Aku lupa bagaimana nasib glosariumnya, apakah terpisah juga atau enggak.

      1. Siiip, akhirnya file-nya aku bagi-bagi dan klo jatah TM abis, aku bikin TM baru. Gapapa deh, moga2 kapan2 bisa beli yang berlisensi. Makasih ya, mba 😀

  4. dear mba Dina,
    gimana ya cara memakai si katul ini?
    aku paham klo ini bukan mesin terjemahan otomatis,
    aku uda coba praktekin apa yang ada di manual
    tapi gak muncul apa apa, dan tulisan souce text jadi kecil banget.

    1. Coba baca lagi manualnya dengan saksama. Mungkin contoh visual akan membantu coba cari di youtube. Maaf banget, tapi sulit bagiku menerangkan tanpa berada langsung di depan komputer orang yang bertanya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.